Profil Mas Den Bagus Prasetyo

Foto saya
Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia
Ngono yo ngono, tapi yo ojo ngono Ojo lali Follow Twitter ku ya @Adden_

Minggu, 17 Juni 2012

AIK

1.      Kewajiban manusia terhadap allah 
a.       Mengerjakan rukun Islam yang lima 
b.      Menerima ketentuan Allah dengan Ridha baik ketentuan yang bersifat kauni (Qadha& Qadar) (2:156) atau ketentuan hukum-hukum/undang-undang (4:65) 
c.       Ikhlas
Firman Allah: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus. (QS. 98:5) Ayat lainnya: QS. 39:2-3 
d.      Sabar  
Firman Allah: hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS. 3:200) 
e.       Selalu merasakan bahwa Allah mengawasinya (Muraqabatullah)
Firman Allah: Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun. (QS. 2:235)
Ayat lainnya: QS. 33:52; 50:18 

f.       Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Firman Allah:  Katakanlah:"Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (QS. 9:24) 
g.       Waro’ 
h.      Mengharapkan rahmat-Nya (Roja’)
Firman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 2:218) 
i.        Tawakal
Firman Allah: Mengapa kami tidak bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri" (QS. 14:12) 

j.        Percaya (yakin) akan pertolongan Allah
Firman Allah:  Musa menjawab:"Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku". (QS. 26:62) k.      Selalu menyertakan niat jihad dalam segala aktivitas perbuatan 
l.        Sabda Rasulullah SAW: “Tidak ada hijrah setelah pembebasan Mekah tetapi niat dan jihad”  
m.    Selalu memperbaharui taubat dan istighfar
Firman Allah: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. 3:185) 
n.      Mempersiapkan diri untuk hari akhirat dan selalu mengingat mati  (QS. 3:185)

2.      Kewajiban manusi terhadap rosul
Beriman kepada Rasulullah saw. merupakan salah satu konsekuensi dari pemahaman bersyahadah: wa asyhadu ana muhammada ar-rasulallah, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul Allah. Dan, kesaksian kita itu akan jujur dan istiqamah jika diwujudkan menjadi sikap.
a.        Membenarkan dan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah saw.
Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Az-Zumar: 33)
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31)
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm: 2-4) 
b.      Taat kepada Rasulullah saw.
Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali Imran: 32) 
c.       Menjauhi apapun yang dilarang dan tidak disukai Rasulullah saw. 
d.      Beriman kepada Rasulullah saw.
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. (An-Nisa’: 136) 
e.       Ketaatan kepada Rasulullah saw.
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. (An-Nisa’: 80) 
f.       Mengikuti Rasulullah saw.
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31) 
g.      Memahami bahwa Rasulullah saw. adalah Nabi penutup
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab: 40) 
h.      Membela Rasulullah saw.
Sikap cinta perlu dibuktikan dengan pembelaan kepada Rasulullah saw. Khususnya dari pihak yang ingin mendiskreditkan, memfitnah Rasulullah saw. Pembelaan kepada beliau berarti juga pembelaan kepada kebenaran dan keberlangsungan ajaran Islam. Allah selalu membela Nabi, dengan menurunkan mukzijat, memberikan kemampuan berdebat, bahkan dengan menurunkan para malaikat kepada beliau.
3.      Kewjiban kita terhadap pemimpin
Mentaatinya, berpendapat dan menegurnya.  dalil: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu” (QS. An Nisaa: 59)
4.      Kewjiban kita terhadap tetangga 
a.       Bersilaturahmi (Mengunjungi) Kerabat 
Nabi saw. pernah berkata kepada Abu Hurairoh ra: 
"Hai Abu Hurairoh, Berkunjunglah sewaktu-waktu, niscaya akan bertambah rasa cinta” 
b.      Mengetahui Silsilah atau Nasab Kerabat 
c.       Berbuat Baik Kepada Karib Kerabat 
d.      Berlaku Adil Kepada Kerabat
5.      Kewjiban kita terhadap keluarga 
a.       Ta’at kepada orang tua 
Qs 17 (Al Israa’) : 23.
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia[850].
b.      Berbakti kepada orang tua : 
Qs 2 (Al Baqarah) : 83. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. 
c.       Memberi nafkah kepada orang tua :
Qs (Ar Ruum) : 38. Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan[1171]. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang-orang beruntung. 
d.      Berdo’a untuk orang tua :
Qs 14 (Ibrahim) : 41. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).”
e.      Memelihara orang tua :
6.      Kewjiban kita terhadap diri sendiri
a.       Kewajiban terhadap Jasmani
1.       Makan dan minum yang halal dan baik  ( halaalan thayyiban )secara secukupnya dan teratur.
2.        Istirahat atau tidur secukupnya secara teratur.
3.        Memelihara kebersihan dan kesehatan badan.
4.       Minum obat atau berobat ketika sakit.
5.        Berpakaian dan menutup aurat secara benar.
6.        diri dari perbuatan yang dapat merusak atau menyebabkan badan/jasmani menjadi sakit.
7.        Menggunakan anggota badan dan panca indra secara benar sesuai ketentuan syariat Islam dan ridla Allah.
8.        Menghiasi diri dengan perilaku atau akhlak yang mulia.
b.      Kewajiban terhadap rohani :
1.        terhadap akal
- Memenuhi kebutuhan akal berupa agama Islam dan ilmu-ilmu lain yang bermanfaat serta dibenarkan menurut syariat Islam. 
 - Memelihara dan menggunakan akal secara benar. 
 - Menggunakan akal untuk memikirkan atau mentafakkuri kekuasaan Allah guna menambah keimanan
2. Kewajiban tgerhadap hati nurani
- Memelihara kebeningan hati nurani dengan senantiasa mengisi dan menyiraminya dengan ilmui-ilmu agama Islam.
- Memelihara kebeningan hati nurani dengan senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajaran Islam. 
 - Menghindarkan hati nurani dari bisikan setan dan penyakit-penyakit hati, seperti : iri, dengki, dan riya.
3. Kewajiban terhadap nafsu
- Memaksimalkan potensi nafsu rubbubiyah atau ilahiyyah dalam diri kita, misalnya keinginan untuk  senanrtiasa beribadah secara ikhlas, zuhud, tawadlu', dan sebagainya. 
 - Mengoptimalkan atau mengendalikan potensi bafsu insaniyah, misalnya : makan, minum, dan istirahat secukupnya. 
 - Meminimalkan dan menghilangkan potensi nafsu syaithaniyah misalnya : keinginan untuk dipuji, khianat, dan takabbur
Pengertian qonaah dan hikmahnya bagi kehidupan
7.      Qanaah ialah menerima dengan cukup. Himahnya: 
a.       Hati akan dipenuhi dengan keimanan kepada Allah 
b.      Memperoleh kehidupan yang baik 
c.       Mampu merealisasikan syukur kepada Allah 
d.      Memperoleh keberuntungan
8.      Taubat dan hikmahnya bagi kehidupan
Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan atau kembali dari jalan yang jauh dari Allah keada jalan yang lebih dekat kepada Allah.
Hikmah taubat: 
a.       dirinya jauh dan terhindar dari maksiat 
b.      ia merasakan hatinya selalu bergembira dan rasanya Allah begitu dekat dengannya 
c.       dekat dengan orang-orang yang sholeh dan jauh dari ahli maksiat 
d.      ia merasa puas mendapatkan segi dunia meski sedikit,sebaliknya ia merasa kurang walaupun dia telah melakukan banyak amalan akhirat 
e.       ia menyibukkan hatinya dengan sesuatu yang diwajibkan Allah 
f.       ia menjaga lisannya,selalu tafakur,dan selalu menyesali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.
9.      Takabur dan bahayanya
Takabur menurut bahasa artinya sombong atau membanggakan diri. Sedangkan menurut istilah takabur adalah sikap berbangga diri dengan beranggapan bahwa hanya dirinyalah yang paling hebat dan benar dibandingkan dengan orang lain.
Bahaya takabur 
a.       Jauh dari kebenaran. Firman Allah : 
“ Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku” 7:146 
b.      Terkunci mati hatinya. Firman Allah
“Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang” 40:35 
c.       Mengalami kegagalan dan kebinasaan. Firman Allah : 
“..dan binasalah semua orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala” 14:35 
d.       Tidak disukai Allah. Firman Allah : 
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong”  16: 23 
e.       Tidak akan masuk sorga. Sabda Nabi : 
f.       “Tidak akan masuk sorga orang yang di hatinya ada sebiji sawi kesombongan” HR. Muslim 
g.        Akan menjadi penghuni neraka Jahannam. 
“ Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku(berdoa) akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina” 40: 60
10.  Hasud dan bahayanya
Kata hasud dalam bahasa Arab berarti orang yang memilki sifat dengki. Dengki adalah satu sikap mental seseorang tidak senang orang lain mendapat kenikmatan hidup dan berusaha untuk melenyapkannya, sifat ini harus dihindari oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Bahaya hasud:
a.       menyebabkan hati tidak tenang karena selalu akan memikirkan bagaimana keadaan itu dapat hilang dari seseorang.
b.      Menghancurkan persatuan dan kesatuan, karena biasanya orang yang hasud akan mengadu domba dan suka menfitnah
c.       Menghancurkan kebaikan yang ada padanya. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Dari Abu Hurairah katanya: Telah bersabda rasullah SAW : Hendaklah engkau menjauhkan diri dari sifat hasud, sebab sifat hasud memakan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar.” (HR Abu Daud)